Kamis, 01 Mei 2014

Hasil Quick Count Pemilu 2014 Versi LSI :PDIP Peroleh Suara Tertinggi

Awiejayamedia
Hasil Quick Count Pemilu 2014 Versi LSI: PDIP Peroleh Suara Tertinggi Hasil quick count Pemilu 2014 versi LSI, tempatkan PDIP di posisi pertama untuk perolehan suara hitung cepat Pemilu 2014. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan jadi numero uno di hasil Pileg 2014 ungguli Golkar yang ada di posisi kedua dan Gerindra di peringkat ketiga. 

 Hasil hitung cepat versi Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan peroleh suara tertinggi yang dikutit ketat Partai Golkar di posisi kedua. Di peringkat ketiga ada Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra. PDIP peroleh suara tertinggi versi quick count LSI dengan angka 19,53% yang disusul Partai Golkar dengan 15,43 persen.

 Sementara Partai Gerindra menyusul dengan torehan suara 11,76 persen. Di peringkat lima besar hasil hitung cepat Pileg 2014 versi LSI yakni PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat dan PKB. Sementara itu dari peringkat kelima hingga kesepuluh ada PAN, PPP, PKS, NasDem, dan Hanura.

 Berikut hasil quick count Pemilu 2014 versi LSI untuk 10 besar perolehan suara tertinggi:

 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP): 19,53% Partai Golongan Karya (Golkar): 15,43% Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra): 11,76% Partai Demokrat: 10,32% Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 9,40% Partai Amanat Nasional (PAN): 7,38% Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 6,91% Partai Keadilan sejahtera (PKS): 6,21% Partai Nasional Demokrat (NasDem): 6,01% Partai Hanura: 5,31%

Laporan Pertandingan Bayern Munich vs Real Madrid

Awiejayamedia
Laporan Pertandingan: Bayern Munich 0-4 Real Madrid Mimpi La Decima berlanjut setelah Madrid menghabisi Bayern dengan skor 4-0 dinihari tadi (30/4).

Real Madrid memastikan diri melaju ke final setelah menghabisi Bayern Munich empat gol tanpa balas di Allianz Arena, Rabu (30/4) dinihari tadi. Dua gol Sergio Ramos ditambah dua gol Cristiano Ronaldo sukses mematikan tiki-taka Bayern, sedikit pertandan akhir era penguasaan bola. Mimpi La Decima pun berlanjut. Babak pertama Bayern Munich langsung mendominasi bola di menit-menit awal, namun mereka tak mampu membongkar kedisiplinan Real Madrid.

Sebaliknya, satu kesalahan dari Manuel Neuer di menit 9 hampir saja berakibat fatal. Sang kiper meninggalkan kotak penalti untuk menyundul bola, tapi bola malah jatuh ke hadapan Gareth Bale. Beruntung, bola sepakan Bale tak mengarah ke gawang yang sepi. Enam menit kemudian, Bayern harus membayar mahal satu kelengahan mereka. Bermula dari sepak pojok Luka Modric, bola dilambungkan dan Ramos yang bebas halangan dengan mudah menanduk bola ke jala Neuer. Entah siapa yang ditugaskan menjaga bek Spanyol ini, yang jelas Bayern butuh tiga gol setelah gol ini terjadi. Usai mencetak gol pertama, Ramos masih belum berhenti membuat kejutan. Ia kembali mencetak gol dengan kepalanya setelah, sekali lagi, bek Bayern membiarkannya bebas.

Angel Di Maria melakukan eksekusi sepakan bebas dengan tepat dan dua bek menjaga Ronaldo, sementara Ramos tinggal meluncur lalu mencetak gol. Mimpi buruk Bayern semakin kelam empat belas menit kemudian. Terlalu panik menyerang, mereka sedikit lupa bertahan dan Di Maria sukses mengalirkan bola ke arah Benzema, lanjut ke Bale. Eks pemain Tottenham Hotspur ini memanfaatkan kecepatannya dan berlari, lalu menyodorkan umpan mudah ke Ronaldo. Megabintang Portugal ini langsung saja mencetak gol ke-15 di Liga Champions musim ini. Tertinggal dengan agregat empat gol, Bayern harus mencetak lima gol.

Permainan dengan pola sedikit memaksa pun mereka lakukan, sementara El Real mulai mengulur waktu dan memancing emosi lawannya. Tak banyak yang bisa dilakukan Bavarians hingga peluit tanda jeda dibunyikan. Babak kedua Lima menit pertama, Bayern hanya menguasai bola tapi tak bisa melakukan sedikitpun penetrasi. Kritik ini sempat timbul di leg pertama dan hal yang sama kembali terjadi. Bukti kegemilangan taktik Ancelotti dan mungkin konfirmasi akhir era tiki-taka. Tidak banyak perubahan terjadi dan Madrid masih menerapkan sistem serangan balik cepat, walau mereka sedikit menurunkan tempo. Keunggulan empat gol sudah cukup bagi mereka, sementara perubahan yang dilakukan Guardiola tak banyak berdampak. Menit 65, Bayern hampir saja kebobolan lagi saat mereka salah mengantisipasi bola di kotak penalti.

Bola jatuh ke kaki Coentrao dan langsung disepaknya. Beruntung, Neuer mampu melakukan penyelamatan gemilang. Di lima belas menit terakhir, Bayern baru mulai menunjukkan tajinya. Mario Gotze yang baru masuk menyambut umpan Arjen Robben, tapi sepakannya masih melambung. Toni Kroos juga menciptakan peluang lewat sepakannya tak lama kemudian, tapi gagal mengoyak jala Iker Casillas. Menit 90, Ronaldo menggenapi pesta Madrid dengan sepakan bebas yang mendatar, mengarah ke sudut gawang Neuer. Kiper Jerman ini tak berdaya dan harapan La Decima tinggal selangkah lagi menjadi nyata.

SUSUNAN PEMAIN BAYERN MUNICH: Neuer, Dante, Boateng, Lahm, Alaba, Schweinsteiger, Kroos, Robben, Ribéry, Müller, Mandzukić | CADANGAN: Raeder, van Buyten, Martínez, Rafinha, Pizarro, Götze, Hojbjerg.

REAL MADRID: Casillas, Pepe, Ramos, Coentrão, Ronaldo, Benzema, Bale, Alonso, Carvajal, Modric, Di María | CADANGAN: Lopez, Varane, Marcelo, Casemiro, Morata, Isco, Illarramendi

Impian Chelsea Merebut Gelar Juara Champions 2014 Kandas


Awiejayamedia,
Komentar Pasca Pertandingan: Satu Menit Penentuan Komentar : 10:29 1 Kamis, Mei 2014 14   

Segalanya terlihat baik bagi The Blues untuk mencapai final Liga Champions ketiga kami ketika Fernando Torres membawa kami unggul 10 menit jelang half-time, tetapi keunggulan tersebut hilang tepat sebelum babak pertama berkahir ketika pemimpin klasemen Liga Spanyol ini menyamakan kedudukan dan membuat peluang menjadi milik mereka. Dua gol di babak kedua dari Atletico membuat comeback yang terkenal dari Chelsea di kompetisi ini menjadi sulit terlaksana, dan meski ada beberapa peluang bagus termasuk yang mengenai mistar gawang tercipta, The Blues tereliminasi dengan agregat 3-1. 

Jose Mourinho memberikan pujiannya pada cara bermain tim Spanyol tersebut, dan menurut manajer Chelsea ini, dua kejadian beruntun dalam waktu berdekatan lah yang menentukan kontes yang ketat ini. "Pembedanya terjadi di satu menit di babak kedua," ujar Mourinho. "Ketika kiper Atletico membuat penyelamatan hebat dari sundulan John Terry dan alih-alih skor menjadi 2-1 bagi Chelsea, beberapa detik kemudian ada penalti, dan itu penalti, dan skor menjadi 2-1 untuk Atletico." "Di menit ke-61, dua kejadian menentukan pertandingan dan setelah itu hanya ada satu tim di atas lapangan.

 Tim saya bermain dengan kebanggaan, kehormatan, dan profesionalisme, tetapi Atletico sangat dewasa dan cerdas dengan cara mereka mengontrol pertandingan, dan mereka mengontrol sepenuhnya." Mourinho mengatakan kedua tim sangat berimbang dalam cara mereka melakukan pendekatan di babak pertama... "Kami memiliki sedikit keuntungan dengan cara kami mengontrol pertandingan dan dalam kondisi 1-1, segalanya bisa begitu terbuka di babak kedua, dan babak kedua dimulai dengan cara yang sama, tetapi pertandingan-pertandingan ini normalnya ditentukan oleh detail dan di satu menit itu ada dua detail." "Setelah itu hanya ada satu tim yang percaya diri dan berada di puncak permainan mereka. Kami punya perasaan bahwa kami sudah kehilangan pertandingan dan mereka punya perasaan bahwa pertandingan ada di tangan mereka, dan setelah itu mereka sangat solid. 

Saya tahu sebelumnya bahwa Atletico adalah tim yang sebenarnya dan saya ingin mengucapkan selamat untuk mereka." "Saya katakan kemarin para pemain saya siap dan mereka ingin siap karena mereka ingin bermain, mereka ingin memabntu, karena mereka tahu situasinya, ketika kami begitu dekat dengan final tetapi di saat yang sama, juga punya banyak masalah. Jadi semua para pemain saya berusaha maksimal dan Eto'o bermain hampir tanpa sesi latihan, dan Oscar duduk di bench dan ia cedera." "Kami punya begitu banyak masalah tetapi para pemain memberikan segalanya dan saya gembira pada mereka. 

Mereka bisa pulang ke rumah dan bersedih, tetapi dengan wajah yang bersih. Mereka melakukan pekerjaan mereka, mereka kalah, tapi mereka kalah dari tim yang sangat bagus." Ia ditanya apakah dengan dua tim Jerman bermain di final tahun lalu, dan dua tim Spanyol di final kali ini, ia berpikir bahwa sepak bola Inggris akan mulai berpikir untuk mengubah jadwal bagi klub-klub di negara ini yang lolos ke babak-babak akhir Liga Champions... "Tidak, saya pikir tidak," balasnya. "Kecuali seseorang bisa melakukan sesuatu yang lebih baik daripada yang saya lakukan di musim ini karena saya telah membicarakan ini dalam waktu yang sangat lama. Saya melakukannya di Italia dan di musim sebelum saya pergi, mereka mengubah peraturan. Saya melakukannya di Spanyol dan ketika saya pergi, mereka melakukannya. Di Inggris saya berbicara dan terus bicara dan mungkin suatu hari nanti hal itu akan terjadi."